Jl.Sim Blang Bintang , Aceh Besar acehcyberpost181@gmail.com 0812-3223-4990 Aceh Cyber Post

Wednesday 4 November 2015

Subhanallah, Air pun Ternyata Bisa Mendengar



“Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup.” (Q.S. Al Anbiya:30).
DALAM kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Em oto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air.
Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, “Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)” di depan botol air tadi.
Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, “Arigato”. Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.
Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah.
Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu. Ternyata air bisa “mendengar” kata-kata, bisa “membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” pesan. Dalam bukunya The Hidden Message in Water,Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk.
Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit.
Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air. Air putih galon di rumah, bisa setiap hari didoakan dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas, dan agar suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah. Dengan izin Allah, pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari. Bila air minum di suatu kota didoakan dengan serius untuk kesalehan, insya Allah semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas.
Rasulullah saw. bersabda, “Zamzam lima syuriba lahu”, “Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya”. Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh. Subhanallah … Pantaslah air zamzam begitu berkhasiat karena dia menyimpan pesan doa jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim a.s.
Bila kita renungkan berpuluh ayat Al Quran tentang air, kita akan tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air.
Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang menunggu disingkap manusia. Islam adalah agama yang paling melekat dengan air. Shalat wajib perlu air wudlu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh memandikan jenazah, malahan ada yang dibakar. Tetapi kita belum melakukan zikir air. Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang secara mubazir, bahkan kita cemari. Astaghfirullah.
Seorang ilmuwan Jepang telah merintis. Ilmuwan muslim harus melanjutkan kajian kehidupan ini berdasarkan Al Quran dan hadis. Wallahu a’lam. 



Sumber :www.islampos.com

Menikah Tak Cukup Bermodal Cepat

Oleh: Mawar Dani, Pegiat Tulis Berdomisili di Asahan, Berjuang Memuliakan Hidup Melalui Jejakan Pena
Cintakah yang membuatnya membiarkan luka itu menimbun airmata?
AKU baru saja mengecek file dokumen yang akan segera dikirim ke pusat. Jam masih lumayan pagi, beberapa hari ini matahari sudah tampak tersenyum menyapa kampung kami. Maklum, beberapa waktu terakhir asap memang menyelimuti hari yang kami jalani.
Mataku yang sudah mulai bermasalah dengan jarak pandang jauh menjadikan diri sebagai orang yang semakin cuek dengan lingkungan. Aku mendengar suara kereta – sebutan untuk sepeda motor bagi orang Medan – berhenti di parkiran kantor yang tak seberapa luas. Aku sempat melirik sekilas, lalu menundukkan pandangan. Khawatir jika tamu itu tersenyum, namun karena pandangan yang kurang jelas ini hanya berbalas tatapan wajahku yang jutek.
Semakin dekat aku mendengar langkah itu masuk. Ah, ternyata dia teman sekolahku, sejak SD hingga SMA satu kelas. Anaknya kini sudah dua. Dia menikah ketika aku masih menjalani semester tiga masa kuliah.
“Ada apa, Lis?”
“Aku mau minta buatkan surat talaq, bisa?”
Aku menggelengkan kepala. Sebenarnya masalah ini sudah kudengar dua tahun lalu.
“Aku panggil Ibu saja ya.” Maksudnya memanggil Ibu yang senior bekerja di kantor ini.
Dua anaknya terlihat sehat dan lincah. Aku bahkan gemas dengan anaknya yang kecil, badannya begitu montok, mirip dengan bintang iklan sufor.
“Ada masalah apa?” tanya Bu Boru.
KUA bukan hanya menangani masalah pendaftaran nikah, di sini juga terdapat BP4 yang mencakup ruang lingkup menangani perselisihan keluarga. Memang lebih baik menceritakan masalah pada tempatnya agar tidak timbul masalah baru.
“Aku mau cerai, Bu. Bisa minta buatkan surat talaq?”
Lalu Bu Boru menjelaskan, bahwa kami tidak menangani mengenai perceraian. Hanya membantu mencari solusi terhadap pernikahan yang sedang dilanda masalah.
“Masalahmu sebenarnya apa? Mungkin kita bisa cari penyelesaian yang lebih kekeluargaan sifatnya.”
Lisna, nama temanku tadi, menceritakan bahwa suaminya sudah sering melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Sering keluar malam untuk minum maupun judi. Pulang menjelang subuh sehingga siang hari dijadikan sebagai waktu beristirahat.



Sumber : www.islampos.com

Followers

Popular Posts

Al-Qithar. Powered by Blogger.

Translate