Jl.Sim Blang Bintang , Aceh Besar acehcyberpost181@gmail.com 0812-3223-4990 Aceh Cyber Post

Monday 30 November 2015

Kematian, Perpisahan atau Musibah?

Foto: Hanya Ilustrasi
Foto: Hanya Ilustrasi
SETIAP manusia pasti akan menghadapi kematian. Namun, tempat dan waktu kita akan mati, itu tak pernah kita ketahui. Sehingga, kita harus senantiasa mempersiapkan diri untuk mengahadapi sesuatu yang sudah pasti akan terjadi itu.
Ada yang mengatakan bahwa kematian itu merupakan suatu perpisahan. Namun, ada pula yang mengatakan hal itu sebagai musibah. Manakah yang benar?
Kematian pada lahirnya adalah kehilangan jiwa. Tidak ada kematian kecuali sesudah adanya kehidupan. Adakalanya kematian datang mendadak tanpa didahului gangguan fisik. Misalnya, seorang yang sedang duduk-duduk bersama kawan-kawannya, tiba-tiba dia mati tanpa dipukul atau diganggu tubuhnya oleh orang lain. Inilah yang disebut kematian.
Sedangkan bila kematian itu disebabkan karena tubuhnya diganggu (disakiti), itu yang dinamakan pembunuhan. Di dalam al-Quran, keduanya dipisahkan.
Allah SWT berfirman, “Muhammad itu hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jiwa dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad),” (QS. Ali Imran: 144).
Bagi orang yang beriman, kehidupan di dunia ini bukanlah tujuan akhir atau kekal. Karena sebelum manusia menjalani kehidupan, mereka telah diberi pengertian dan kesadaran tentang kematian.
Seperti halnya dalam firman Allah SWT, “Mahasuci Allah yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya,” (QS. Al-Mulk: 1-2).
Jadi, Allah telah menerangkan soal kematian sebelum kehidupan. Selama kita menyadari bahwa kematian itu merupakan tujuan hidup, sulit dikatakan perpisahan.
Selama yang mati itu orang yang kita sayangi, kitalah yang berpisah darinya, jadi perpisahan bukanlah suatu musibah. Kalau orang yang berpisah itu dapat berlaku sabar, dia akan memperoleh pahala. Bila tidak, lalu ia mengerjakan hal-hal yang dilarang agama, perbuatan itulah yang dinamakan musibah karena telah merugikan dirinya. [Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani Jakarta (2007)]


Sumber:Islampos.com

Istri Bijaksana


{ Setelah membaca tulisan ini, yang tidak sharing hanya 0.0001% }
Ada seorang pria, tidak lolos ujian masuk universitas, orang tuanya pun menikahkan ia dengan seorang wanita.
Setelah menikah, ia mengajar di sekolah dasar. Karena tidak punya pengalaman, maka belum satu minggu mengajar sudah dikeluarkan.
Setelah pulang ke rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata: "Banyak ilmu di dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada orang yang tidak bisa menuangkannya. Tidak perlu bersedih karena hal ini. mungkin ada pekerjaan yang lebih cocok untukmu sedang menantimu."
Kemudian, ia pergi bekerja keluar, juga dipecat oleh bosnya, karena gerakannya yang lambat.
Saat itu sang istri berkata padanya, kegesitan tangan-kaki setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, dan kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?
Kemudian ia bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun, semuanya gagal di tengah jalan.
Namun, setiap kali ia pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.
Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara.
Kemudian, ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya ia bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota.
Ia sudah menjadi bos yang memiliki harta kekayaan berlimpah.
Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, bahwa ketika dirinya sendiri saja sudah merasakan masa depan yang suram, mengapa engkau tetap begitu percaya kepada ku?
Ternyata jawaban sang istri sangat polos dan sederhana.
Sang istri menjawab: sebidang tanah, tidak cocok untuk menanam gandum, bisa dicoba menanam kacang, jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, bisa ditanam buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam pasti bisa berbunga. karena sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, dan pasti bisa menghasilkan panen dari nya.
Mendengar penjelasan sang istri, ia pun terharu mengeluarkan air mata. Keyakinan kuat, katabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit yang unggul;
Semua prestasi pada dirinya, semua adalah keajaiban berkat bibit unggul yang kukuh sehingga tumbuh dan berkembang menjadi kenyataan.
Di dunia ini tidak ada seorang pun adalah sampah. hanya saja tidak ditempatkan di posisi yang tepat.
Setelah membaca cerita ini, jangan dibiarkan saja, sharing dan teruskan ke orang lain, Anda adalah orang yang berbahagia.
Delapan kalimat di bawah ini, semuanya adalah intisari kehidupan:
1. Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas pun tidak akan bisa merasakan kebahagiaan.
2. Orang yang tidak bisa toleransi, seberapa banyak teman pun, akhirnya semua akan meninggalkannya.
3. Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses.
4. Orang yang tidak bisa bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-cita nya.
5. Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat bekerja pun tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.
6. Orang yang tidak bisa menabung, terus mendapatkan rejeki pun tidak akan bisa menjadi kaya.
7. Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bisa bahagia.
8. Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, terus melakukan pengobatan pun tidak akan berusia panjang.
 
Berbagi sebuah tulisan motivasi yang sangat bagus dengan Anda. Dan terima kasih jika sahabat ku mau membagikannya ke orang lain.

Ketergantungan Semut dan Pohon

semut1
SEBUAH tanaman aneh terdapat di dunia flora. Tanaman ini takut terhadap serangga tertentu yang dikenal dengan “serangga pemakan tanaman”. Lalu apa yang dilakukan tanaman ini? Apakah Allah membiarkan ciptaan-Nya ini menanggung risiko?
1
Allah telah membekali tanaman ini dengan saluran khusus yang mengeluar-kan materi lezat yang sangat disukai semut. Serangga kecil ini berduyun-duyun menghampiri tanaman ini untuk bersantap. Sebagai imbalannya, para serangga kecil ini menjadi penjaga tanaman ini dari serangan serangga-serangga pemakan tanaman.
2
Maha Suci Allah, Rabb alam semesta. Engkau tidak pernah membiarkan ciptaan-Nya tanpa memperoleh rahmat kasih sayang-Mu. Adakah di antara kita yang masih meragukan bahwa Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ini berkuasa memberikan rizki kepada manusia yang mengucapkan لا إله إلا الله (tidak ada Tuhan selain Allah)? Allah berfirman:
(وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ) [هود: 6].
“Dan tidak ada suatu binatang melata[1] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[2]. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
3
[1] Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
[2] Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim.
Sumber : Kaheel7.com

Followers

Popular Posts

Al-Qithar. Powered by Blogger.

Translate