Jl.Sim Blang Bintang , Aceh Besar acehcyberpost181@gmail.com 0812-3223-4990 Aceh Cyber Post

Wednesday 2 December 2015

Sepenggal kisah Mujahid Maladewa Abu Yushau Maldifi meraih syahid di Bumi Jihad Syam



Engkau mungkin memiliki teman yang telah kau kenal selama 10 tahun. Namun ketika kau memiliki teman yang baru kau jumpai dalam jihad dan berjuang bersama-sama untuk meninggikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, meski kau baru bersama mereka selama beberapa bulan, kau akan merasa seakan telah bersaudara dengan mereka sejak lahir.
Hal ini diungkapkan oleh Abu Umar Al-Maaldifi dalam halaman Tumblr-nya menanggapi kabar syahidnya seorang Mujahid Maladewa baru-baru ini. Halaman Facebook Bilad Al Sham Media yang dikelola oleh Mujahidin Maladewa dengan Jabhah Nushrah telah mengumumkan gugurnya seorang Mujahid Maladewa yang begitu merindu syahid. Ia adalah Abu Yushau Maldifi, rahimahullah.
Berikut sepenggal kisah perjalanan jihad Abu Yushau hingga ia meraih kesyahidan yang begitu dirindukannya di Bumi Jihad Syam.
Bismillahirrahmanirrahim
Pengumuman kesyahidan Abu Yushau Maldifi rahimahullah
Dalam pertempuran Fouah, Idlib, saudara kita tercinta Abu Yushau Maldifi rahimahullah telah syahid.
Ia rahimahullah dikenal sangat ceria, bersemangat tinggi, tulus, baik, suka menolong dan perhatian dengan teman-temannya dan para muhajirin.
Setelah berita kesyahidannya sampai ke desa yang sering ia kunjungi, seorang wanita tua bertanya, “Katakan padaku, mujahid muhajirin mana yang telah meraih syahid? Apakah ia dari Maladewa? Yang kurus, pemuda jujur yang memiliki senyuman cerah di wajahnya? Yang setiap kali ia melihatku, ia memanggilku dan berkata ‘Wahai Ibu! Assalamu’alaikum’! Apakah itu dia?”
Meskipun dikatakan bahwa ia baru berada di sini selama beberapa hari, ia telah menyita rasa cinta dan hormat dari para Ansar dan Muhajirin di Negeri Syam.
Ia rahimahullah selalu berbicara tentang keinginan untuk mencapai kesyahidan sesegera mungkin. Jika ia mendengar tentang syuhada, ia akan merenung dan menegur dirinya sendiri serta mengatakan bahwa ia perlu memperbaiki dirinya sehingga ia bisa mencapai kesyahidan segera. Syahid adalah kata yang hampir ia sebut dalam setiap percakapannya.
Pada hari pertempuran, setelah shalat zuhur, Abu Yushau rahimahullah terlihat menangis tersedu setelah mendengarkan ceramah yang berkaitan dengan “Ikhlas”.
Setelah shalat ashar, Abu Yushau rahimahullah bergerak bersama dengan sekelompok tim Ighthiham (tim yang mengacaukan barisan musuh) ketika pertempuran dimulai.
Ketika tim Ighthiham terlibat dalam tembak menembak, beberapa mujahid terluka, dan Abu Yushau rahimahullah terlihat berlari untuk membantu membawa mereka ke sebuah tank. Dan saat itulah, ia terkena peluru penembak jitu [musuh] yang diarahkan kepada mereka. Innaalillahi wa innaa ilaihi raji’uun.
Ketika ikhwan-ikhwan lainnya menghampiri saudara kita tercinta rahimahullah ini, ia telah menghembuskan napas terakhirnya dan meninggalkan dunia ini. Ia rahimahullah terlihat mengangkat jari telunjuknya dan tersenyum. SubhanAllah!
Beberapa orang benar-benar memenuhi perjanjian mereka, saudara yang rendah hati ini (begitu kami mengenalnya) masuk ke arena Jihad ini tanpa membawa apa pun di tangannya selain pakaian yang ia kenakan dan ia rahimahullah meninggalkan dunia dengan keikhlasan dan kecintaan menggenggam dien Allah. Pada sepuluh hari Dzul Hijjah yang diberkahi, pada hari terbaik dalam seminggu dan selama waktu terbaik sebelum matahari terbenam pada hari Jum’at.
Ibnu Abbas (semoga Allah meridhai dia dan ayahnya) juga meriwayatkan bahwa Nabi (ﷺ) bersabda, “Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah). Para sahabat bertanya: Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi ﷺ menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun“. (HR Ad-Daarimi, 1/357; sanadnya hasan sebagaimana tercantum dalam Al-Irwaa’, 3/398).
Diriwayatkan bahwa ‘Abdullah bin’ Amr berkata: Rasulullah (ﷺ) bersabda: “Tidak ada seorang muslim pun yang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, 1074; dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ahkaam Al-Janaa’iz, halaman 49, 50)
Semoga Allah menerima amal baik dari ikhwan yang tulus ini, yang berusaha keras untuk bergabung dengan kafilah Jihad. Semoga ia bersatu dengan Nabi ﷺ, para sahabat, siddiqin dan syuhada. Semoga ia berada di antara orang-orang yang diberikan manisnya melihat Engkau, Ya Allah. Semoga Allah memberikan kesabaran kepada keluarganya. Dan semoga kita akan bersatu dengannya di Jannatul Firdaus. Aamiin.
(banan/arrahmah.com)


Sumber : www.arrahmah.com

"Israel" menemui Google dan YouTube untuk membicarakan sensor atas video Palestina


Wakil Menteri Luar Negeri otoritas Zionis “Israel”, Tzipi Hotovely, telah bertemu dengan perwakilan dari YouTube dan Google untuk membahas cara-cara untuk bekerja sama dalam apa yang dia klaim sebagai perang terhadap “terorisme dan menghasut kekerasan”.

Surat kabar “Israel” Maariv melaporkan bahwa Hotovely setuju untuk bekerja dengan Google dan YouTube untuk membentuk mekanisme kerja bersama untuk memantau dan mencegah publikasi materi yang “menghasut” yang berasal dari wilayah Palestina, lansir MEMO pada Rabu (25/11/2015).

Sejak eskalasi terbaru dari kekerasan antara warga Palestina dan “Israel” yang meletus awal Oktober, banyak orang yang telah menyebarkan video yang menggambarkan agresi “Israel” terhadap warga Palestina. Harian Arab yang berbasis di London, Al-Araby Al-Jadeed telah menyatakan keprihatinan bahwa pertemuan tersebut menyarankan untuk membuat langkah menuju sensor materi yang akan disebarkan oleh warga Palestina di wilayah yang diduduki. (haninmazaya/arrahmah.com)

Barat tercengang, makan menggunakan tangan ala Rasulullah terbukti lebih sehat daripada menggunakan sendok dan garpu


Makan menggunakan tangan tentu terdengar aneh dan primitif serta pasti banyak orang yang merasa tidak tertarik melakukannya. Namun, cara yang disebut “primitif” itu ternyata merupakan cara makan yang lebih sehat, dan percaya atau tidak, cara itu ternyata dapat menjaga kondisi kesehatan Anda.
Demikian situs healthierwayoflife.com pada Selasa (13/10/2015) menyampaikan hal ini sebagai penemuan baru yang begitu mencengangkan.
Padahal terkait sunnah yang satu ini, Rasulullah ﷺ sudah mencontohkannya kepada kita jauh-jauh hari: Dari Ka’ab bin Malik dari ayahnya ia mengatakan, “Rasulullah ﷺ itu makan dengan menggunakan tiga jari dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” (HR. Muslim No. 2032 dan lainnya)
Lebih lanjut Healthier Way of Life menjabarkan beberapa manfaat makan menggunakan tangan tanpa sendok dan garpu, yaitu:
Mencegah Diabetes Tipe 2
Orang-orang yang makan dengan cepat beresiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Umumnya, jika Anda menggunakan garpu dan pisau maka Anda makan lebih cepat daripada makan dengan tangan Anda. Oleh karena itu, sebisa mungkin akan lebih baik jika Anda senantiasa makan dengan cara “primitif”.
Selain itu, Anda hanya dapat meyuap sepotong irisan makanan ketika Anda makan dengan tangan Anda, sementara jika Anda makan menggunakan garpu Anda, Anda dapat mengambil 5-6 potong sekaligus. Dan, Anda akan makan lebih lambat dengan tangan Anda daripada mengguankan garpu.
Meningkatkan Kinerja Sistem Pencernaan
Ini mungkin terdengar aneh, tapi makan dengan jari-jari Anda dapat meningkatkan kinerja sistem pencernaan juga karena ketika Anda mencuci tangan dengan sabun, semua bakteri jahat dibasmi sedangkan bakteri baik tetap ada di tangan Anda, yang bisa sangat sehat untuk usus Anda.
Selain itu, makan dengan jari-jari Anda bisa mengirimkan sinyal ke otak mengenai makanan yang Anda makan, apakah itu padat atau lembut, panas atau dingin, sehingga mempersiapkan sistem pencernaan untuk mencerna makanan tersebut.
Mencegah Makan Terlalu Banyak
Orang-orang yang makan dengan tangan memiliki berat badan yang lebih seimbang karena mereka tidak makan terlalu banyak. Akan menjadi sangat baik untuk anak-anak, jika orangtua mereka mengizinkan mereka untuk makan dengan tangan saja. Ini dianggap sebagai cara paling aman untuk mempertahankan berat badan normal.
Selain itu, orang-orang yang makan sambil melakukan sesuatu yang lain, seperti menonton TV, akan makan lebih banyak makanan daripada mereka yang fokus duduk dan makan saja.
Ketika Anda makan dengan tangan Anda, Anda tidak dapat melakukan hal lain karena tangan Anda tidak bersih dan atau sibuk. Oleh karena itu, Anda hanya terfokus pada proses makan dan Anda akan tahu berapa banyak makanan yang Anda makan dan kapan saatnya untuk berhenti.
Apa Makna Sunnah Makan dengan Tangan?
Di antara sunnah Nabi ﷺ, adalah makan dengan menggunakan tangan kanan dengan tiga jari. Diriwayatkan dari Ka’ab bin Malik, dari bapaknya, beliau mengatakan; “Rasulullah ﷺ itu makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” (HR Muslim no. 20232 dan lainnya)
Tentang hadist di atas, Ibnu Utsaimin radhiallahu anhu mengatakan: “Dianjurkan untuk makan dengan tiga jari, yaitu jari tengah, jari telunjuk, dan jempol, karena hal tersebut menunjukkan tidak rakus dan ketawadhu’an. Akan tetapi hal ini berlaku untuk makanan yang bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari.
Adapun makanan yang tidak bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari, maka diperbolehkan untuk menggunakan lebih dari tiga jari, misalnya nasi. Namun, makanan yang bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari maka hendaknya kita hanya menggunakan tiga jari saja, karena hal itu merupakan sunnah Nabi ﷺ.” (Syarah Riyadhus shalihin Juz VII hal 243)
Sementara itu, dalam sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh Dr Charles Gerba dari University of Arizona dikatakan bahwa kita tidak mungkin menghalangi kuman dan bakteri masuk ke dalam lingkungan kita. Namun kita bisa memerangi kuman dengan cara mencuci tangan setiap sebelum dan selesai beraktivitas.
Dan, seperti dipublikasikan paparetta.wordpress.com, pada bulan Oktober 2010 lalu. Makan menggunakan tangan terbukti lebih menyehatkan. Karena dalam tangan, terdapat enzim RNAse yang dapat mengikat bakteri, sehingga tingkat aktivitasnya sangat rendah ketika masuk bersama makanan ke saluran pencernaan tubuh.
Pada dasarnya, tujuan utama enzim RNAse ini digunakan dalam analisis genetik, dengan tujuan mendegradasi RNA, sehingga yang tinggal dari sebuah sel hidup adalah DNA-nya.
Enzim ini selalu terkandung dalam jari-jari dan telapak tangan manusia, sehingga –dengan asumsi sudah dilakukan upaya menghigieniskan tangan sebelumnya– proses penyuapan makanan ke dalam saluran pencernaan akan mengikutkan enzim yang bisa mengikat sel bakteri agar aktivitasnya tidak maksimal.
Begitu makanan masuk ke saluran pencernaan, maka enzim ini akan ikut mengikat pergerakan bakteri hingga ke saluran pembuangan. Sebaliknya, jika manusia makan menggunakan alat perantara seperti sendok dan garpu, maka tidak ada yang bisa menahan laju aktivitas bakteri yang terkandung, baik di makanan atau alat makan itu sendiri. MasyaaAllah.



Sumber : www.arrahmah.com

Followers

Popular Posts

Al-Qithar. Powered by Blogger.

Translate