Jl.Sim Blang Bintang , Aceh Besar acehcyberpost181@gmail.com 0812-3223-4990 Aceh Cyber Post

Tuesday 3 November 2015

Bebeb, Ay Leuv Yu!

Oleh: Widianingsih, Penulis Memeluk Buah Hati seperti Rasulullah
“THANKS ya Beb, udah perhatian banget sama istri ngasih kejutan Ulangtahun”, kicau temannya di medsos.
“Ayang, titidije ya, makasih banget bunganya, sama waktunya udah nyempetin nganter istrimu ini shoping“, tulis teman lainnya.
“Aku bahagia banget cinta, punya suami kayak kamu yang selalu memberi hadiah istimewa saat anniversary pernikahan kita”, tak kalah teman lain ungkap hal serupa.
Ia termenung. Suaminya begitu menyebalkan. Teman lain beruntung punya suami yang romantis. Setiap saat upload foto bersama. Mereka nampak bahagia. Sedangkan ia hanya memandangi tumpukan baju kusut siap setrika menggunung dihadapannya.
Ingin rasanya berteriak. Suaminya begitu buruk dibenaknya. Ia tak pernah sekalipun merasakan diperhatikan sedemikian heboh seperti yang ditulis rekan rekannya.
Ia menghela nafas. Namun tetap melanjutkan sisa pekerjaan yang menantinya sedari tadi. Walaupun ia merasa menjadi istri yang paling tak bahagia, tapi ia tetap menjalankan kewajibannya.
Mungkin bukan hanya ia yang mengalami hal itu. Sedih, merasa tak beruntung, malah merasa bernasib buruk memiliki suami yang tak bisa seromantis suami temannya.

Tapi apakah rumah tangga akan bahagia hanya jika memiliki suami romantis? Saya jadi teringat salah satu film Korea yang berjudul “Marriage not Acting”. Pasangan suami istri dalam cerita itu selalu upload foto romantis, berduaan, jalan-jalan, makan-makan, semuanya dibagikan di media sosial.
Semua keluarga maupun teman ngiri atas pernikahan mereka. Seolah-olah pasangan ini adalah pasangan paling romantis di zamannya. Namun tahu kah teman, itu semua hanya akting. Setiap saat pasangan ini kerap berseteru, bahkan parahnya masing- masing mencintai orang lain.
Jadi, apakah rumah tangga akan bahagia jika suami atau istri romantis? Belum tentu. Karena menikah bukan hanya urusan apakah pasangan ingat tanggal pernikahan atau tanggal lahir pasangan. Ataukah bahkan mungkin kita menikah hanya ingin punya supir pribadi yang siap antar kemana saja istri mau pergi?. Bukan, bukan seperti itu kawan.
Pernikahan akan bahagia hanya jika suami atau istri mencintai pasangan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Tentu, bukan cinta karena fisik belaka, atau bahkan cinta uang semata. Karena itu semua ada masanya.
Memiliki suami atau istri tak romantis bukan akhir sebuah pernikahan. Coba renungkan, saat kita kecewa atau sedih, bayangkan betapa suami atau istri memiliki banyak kelebihan juga kebaikan yang membuat hati jatuh cinta.
Masihkah mengeluh, berharap pasangan romantis? Stop kawan, karena menikah bukanlah akting, menikah adalah ibadah, yakinlah tak ada yang sia-sia dihadapan Allah. Jika suami atau istri masih taat menjalankan perintah Allah, tetap dijalan yang Allah ridhoi, maka mari berbahagialah. Tak perlu memaksanya mengucap Bebeb, Ay leuv yu, setiap waktu. []


Sumber : www.islampos.com

Inilah Waktu yang Paling Tepat untuk Minum Air


MINUM saat sedang makan bukanlah kebiasaan Rasulullah SAW, terlebih jika air itu masih panas, atau air dingin seperti es, dan air yang mengandung gas.Kebiasaan seperti itu sangatlah jelek. Karena hal itu akan menyebabkan lambung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk proses pencernaan, sehingga harus mengarahkan upaya yang lebih besar dari kemampuan yang dimilikinya.
Minum sesaat setelah makan atau sebelumnya, dan sesaat setelah makan buah-buahan, tidaklah dianjurkan. Berikut penjelasannya.
1. jika kita minum sesaat setelah makan akan berakibat memperlambat proses pencernaan dan mengurangi tingkat konsentrasi organ pencernaan, yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuannya dalam mengolah makanan. Dengan demikian, proses pencernaan makanan pun akan berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Karena itu, dianjurkan untuk menunda minum, agar organ pencernaan dapat berkonsentrasi sesuai dengan jumlah makanan, dan dapat membantu mempermudah proses pencernaan. Waktu yang paling tepat untuk minum adalah satu jam setelah makan.
2. Jika kita makan sebeum makan. Di antara hal yang dapat mengurangi nafsu makan adalah meminum secangkir kopi, atau segelas air sebelum makan. Selain itu, seseorang juga dianjurkan untuk tidak minum air teh baik sebelum maupun sesudah makan karena hal itu akan mengurangi jumlah lendir yang berfungsi untuk mencerna makanan. Sejumlah studi dan penelitian membuktikan bahwa minum teh dapat menghalangi proses penyerapan zat besi dalam makanan. Kondisi demikian bisa menyebabkan seseorang terkena anemia, karena unsur tanin yang ada dalam teh. Adapun waktu yang paling tepat untuk minum air teh adalah, dua jam setelah makan.
3. Sesaat setelah makan buah-buahan. Karena banyaknya zat gula yang terdapat dalam buah-buahan. Jika zat gula itu ditambah dengan air, dapat membuat badan menjadi gemuk. []



Sumber: www.islampos.com - Inilah Makanan Rasulullah SAW/Prof. Dr. abdul Basith dan Muhammad as-Sayyid/Grup Maghfirah Pustaka

Followers

Popular Posts

Al-Qithar. Powered by Blogger.

Translate